About me

Name:
Location: Jakarta, Indonesia

Links

Previous Posts


Join me on Friendster!

I just need to write. I don't even know for sure why. A little hope maybe that you and I can learn a thing or twos from this

Jujur or Tega?

Wednesday, April 18, 2007
At : 12:55 PM

Masih tentang Arif, teman Fatih yang autis. Kemarin sore main ke rumah. Aku coba berkata-kata dengan tegas, lugas, dan jelas untuk menarik perhatian Arif agar mau melakukan apa yang aku suruh.

Aku pun bersikap 'antisipatif', setiap ada gerakan yang mencurigakan, langsung aku potong di tengah jalan. Misal, kalo dia mau melempar bola, aku langsung teriak "simpan!". Kalo dia mulai ngegerayangi badan Fatih, aku langsung teriak "diam!". Kalo dia mulai gak karuan, aku langsung teriak "duduk".

Ternyata mempan bo! Jujur, aku gak nyaman harus selalu teriak-teriak, sedikit membentak kalo ngomong sama dia. Abis, kalo ngga gitu lha ya ga nyaut.

Kalo udah aku suruh diam, dia kemudian tiduran dan bicara sendiri. Seperti bilang," bedanya Mandala Air, Adam Air, Garuda, Lion Air..." yang aku sendiri gak nangkep maksudnya apa (giliranku yang tulalit, hehehe).

Gak lama setelah Arif pulang, mba-nya (mba Wang) dateng ke rumah. Degg, ntah Arif bilang apa ke mamanya. Ternyata dia mo minta maaf dan nanya susu Fatih yang diminum Arif. Bilangnya mau ganti susu Fatih. Aku bilang gak usah, gpp.

Tanpa mikir panjang aku bilang ke dia, "Klo masalah makanan/minuman mah gak masalah, gpp. Cuma sekarang Arif suka mukul Fatih. Mukulnya suka ke kepala dan punggung. Saya jadi kuatir. Makanya kalo saya gak ada, maaf aja Arif gak dibolehin masuk ke rumah. Soalnya mba Eti dan mba Mimin gak bisa jaga Arif. Kerepotan. Kalo ada saya sih, masih bisa lah jagain. Tiga orang jaga dua orang. Jadi maaf aja ya. Tadi bisa main di rumah, karena kebetulan saya pulang cepat."

Pesan singkat yang meluncur dengan lancar dari mulutku tampaknya sampai ke sasaran. Mba Wang pun mengerti dan bilang, "Iya, gpp bu. Gak usah ditanggepin aja kalo Arif main ke sini."

Setelah ngomong begitu, aku pun jadi lega. Paling tidak semoga mamanya Arif gak salah faham knapa Arif dibiarin gelayutan di pagar rumahku. Dibiarin gedor-gedor pintu rumahku tanpa dibukakan pintunya.

Yah terkadang keadaan mendorong kita melakukan yang tidak kita harapkan. Apa boleh buat, aku harus mengatakannya. Semoga penerimaan mereka baik. Untuk kebaikan Arif dan Fatih juga.

posted by Ira Geraldina's Page at 12:55 PM | Permalink | 0 comment

Terbang

Monday, April 16, 2007
At : 7:35 AM

"Ibuuuu..., Fatih mau terbang!" Teriak anakku. Tanpa memberi kesempatan padaku buat mikir, dia pun loncat dan "...bruuuuukk!" mendaratkan badannya dalam posisi duduk di atas punggungku yang lagi tiduran dalam posisi tengkurap.

"Aaaaaawwwww. Fatih!" aku cuma bisa teriak kesakitan, diikuti tawa Fatih yang ngakak. Gak lama kemudian:

"Fatih mau terbang lagi!" refleks aku bangun dari tempat tidur diikuti dengan tangisan si Fatih.
"Fatih mau terbang lagi, hu..hu..hu...Fatih mau terbang lagi, hu..hu..hu..."

Bapaknya pun masuk dan setelah tau masalahnya, Fatih dirangkulnya dan bilang" Fatih gak bisa terbang, Fatih gak punya sayap. Fatih bukan pesawat, bukan burung, bukan kupu-kupu. Kasian ibu...sakit punggungnya" Fatih pun terisak-isak. Entah mengerti apa ngga, kalo dia cuma manusia yang gak punya sayap. Gak bisa terbang. Hinggap di satu tempat ke tempat lain dengan hanya mengepakkan sayapnya. Sesuka hati. Menjadi saksi kehidupan dari satu tempat ke tempat lain.

Tapi kita manusia. Manusia. Yang telah berjanji di hadapan Allah Swt, malaikat, dan gunung-gunung untuk menjadi makhluk sempurna yang diamanahi untuk memimpin dunia dan seisinya. Menebar rahmat di muka bumi dengan ayat-ayat Illahi.

Tanggung jawab. Itulah konsekuensinya, sayang... Bertanggung jawab atas dirimu sendiri dan apapun yang dititipkan oleh-Nya kepadamu untuk dijaga, dipelihara, dan "dibakati"

Berhenti menangis ya sayang...

posted by Ira Geraldina's Page at 7:35 AM | Permalink | 0 comment

Asperger's Syndrome

Tuesday, April 10, 2007
At : 9:05 AM

Hmm, alamat web ini aku "obrak-abrik" dari tadi pagi. Lumayan memberikan pencerahan mengenai anak penyandang autis. Gara-garanya, anak tetangga-Arif namanya, sering main ke rumah sama Fatih. Sejak aku menempati rumah yang sekarang dan sowan ke ortunya Arif, ortu-nya tidak sungkan-sungkan menjelaskan keadaan anaknya yang sekolah di SLB dan mengidap autis. Dulu aku mendengarkannya sambil lalu aja, sekarang baru "ngeh" knapa mereka dari awal sudah ngomong. Huhg.

Pada awalnya aku seneng-seneng aja Fatih bergaul dengan Arif. Saling mengunjungi. Fatih pun diterima dengan baik di sana. Dikasih makan, minum, cemilan, mainan, sampe dicukurin rambutnya sama ibunya Arif. Sampe aku wanti2 ke mba-nya Fatih kalo mo main ke rumah Arif, Fatih bawain makanan/minuman. Jangan sering2 makan di sana, kuatir mengganggu.

Beberapa bulan belakangan, jujur, aku terganggu dengan kehadiran Arif di rumah. Prilakunya yang semaunya dan nyeleneh dari kebiasaan di rumah bikin kita kuatir, coz' sekarang Fatih lagi masa "copy paste".

Kalo cuma sekedar, dia ambil makanan baik di meja maupun di kulkas tanpa permisi sih, aku masih memaklumi. Tapi kalo udah yang lain-lain, duhh frustasi deh rasanya. Bingung mesti gimana menghadapi anak itu. Terhitung dari mulai weekend kemarin, kepaksa aku buat kebijakan untuk menutup pintu rumah buat Arif. Sadis gak sih?! Sorry...

Contoh perilaku-perilaku yang membuat kami terganggu:
  1. Toileting. Datang ke rumah cuma mau pipis di kamar mandi dalam kamarku. Padahal di ruang tengah tersedia kamar mandi. Gak disiram pula. Duh.
  2. Datang k erumah dalam kondisi basah kuyup habis berenang, kemudian masuk kamarku, gak peduli di dalamnya ada siapa, trus ngajak Fatih loncat-loncat di atas kasur. Kalo aku suruh dia pulang dulu ke rumahnya buat mandi, dia akan bilang "mandinya nanti jam 5, bu". Gubrak!
  3. Suka melorotin celana Fatih, pakaian-nya sendiri seringkali risleting or kancingnya gak dia pasang.
  4. Main bola di rumah. Tendangan anak kls 3 SD gt lho! Klo jengkel liat Fatih nangis, maka kepala Fatih ditimpuk pake bola, badannya ditendang. Setelah itu berlalu begitu saja.
  5. Main ludah. Mendekatkan mulutnya ke Fatih sambil mengeluarkan suara "uohoooook".
  6. Gak bisa diam bo. Bergerak kesana kemari. Buka tutup kulkas. Keluar masuk rumah. Gedor-gedor pintu.
  7. Gak bisa dikasih tau. Jadi aku harus bekerja keras ngasih tau ke Fatih kalo gak usah niru yang kurang baik dari Arif.

Setelah obrak-abrik tuh website, aku jadi merasa bersalah telah buat kebijakan menutup pintu buat Arif. Aku pikir itu bukan cara yang arif. Arif,...kamu bisa main kapan aja sama Fatih di rumah asal ibunya Fatih lagi di rumah. Biar Arif bisa diperlakukan dengan baik. Ibunya Fatih janji akan mengubah cara memperlakukan kamu...seperti yang dibilangin di website-nya Putra Kembara ;-) Ibunya fatih sekarang udah gak bingung lagi, gimana cara ngomong sesuatu ke kamu ;-)


posted by Ira Geraldina's Page at 9:05 AM | Permalink | 0 comment
Archives

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Message
Name :
Web URL :
Message :
Credits
  Distributed by:
Template copyright :
V4NY ONLY TEMPLATES
Powered by :
Powered by Blogger