"Ibuuuu..., Fatih mau terbang!" Teriak anakku. Tanpa memberi kesempatan padaku buat mikir, dia pun loncat dan "...bruuuuukk!" mendaratkan badannya dalam posisi duduk di atas punggungku yang lagi tiduran dalam posisi tengkurap.
"Aaaaaawwwww. Fatih!" aku cuma bisa teriak kesakitan, diikuti tawa Fatih yang ngakak. Gak lama kemudian:
"Fatih mau terbang lagi!" refleks aku bangun dari tempat tidur diikuti dengan tangisan si Fatih.
"Fatih mau terbang lagi, hu..hu..hu...Fatih mau terbang lagi, hu..hu..hu..."
Bapaknya pun masuk dan setelah tau masalahnya, Fatih dirangkulnya dan bilang" Fatih gak bisa terbang, Fatih gak punya sayap. Fatih bukan pesawat, bukan burung, bukan kupu-kupu. Kasian ibu...sakit punggungnya" Fatih pun terisak-isak. Entah mengerti apa ngga, kalo dia cuma manusia yang gak punya sayap. Gak bisa terbang. Hinggap di satu tempat ke tempat lain dengan hanya mengepakkan sayapnya. Sesuka hati. Menjadi saksi kehidupan dari satu tempat ke tempat lain.
Tapi kita manusia. Manusia. Yang telah berjanji di hadapan Allah Swt, malaikat, dan gunung-gunung untuk menjadi makhluk sempurna yang diamanahi untuk memimpin dunia dan seisinya. Menebar rahmat di muka bumi dengan ayat-ayat Illahi.
Tanggung jawab. Itulah konsekuensinya, sayang... Bertanggung jawab atas dirimu sendiri dan apapun yang dititipkan oleh-Nya kepadamu untuk dijaga, dipelihara, dan "dibakati"
Berhenti menangis ya sayang...
[ back home ]
Comments for Terbang