Bapaknya Fatih punya hobby baru. Pulang kantor, kalau sudah sholat maghrib, bukannya makan, malah buka internet. Tau situs apa yang dikunjunginya? http://www.goldprice.org! Situs yang berslogan tempat dunia mencari harga emas.
Kalau udah selesai mengamati harga emas, maka dia akan berceloteh tentang harga emas. "Duh, naik terus, Neng! Coba kalau punya emas 100gr aja" ;-) Besoknya bilang "Saya udah hitung, kalau mau untung minimal kita punya 600 gr. Dan setiap trading, selisih harga jual dan harga beli sekitar $400." Sebagai istri yang baik, paling aku amin-in, hehe.
Selidik punya selidik, doi ternyata pengen banget menjadikan emas sebagai salah satu bentuk investasinya. Abis bisnis ini itu, kali tidak seperti yang diharapkan.
Suamiku bilang, dia tertarik invest di emas murni karena harga emas walaupun berfluktuasi tetapi trend-nya naik. Ya kalaupun gak mau diperjualbelikan, paling tidak untuk simpanan. Suatu waktu butuh uang kan bisa dijual. Insya Allah untung, kan harga emas naik terus.
Kau tau knapa harga emas trend-nya naik?
Pertama, sejak dunia mengadopsi sistem uang kertas, otomatis emas tidak lagi dijadikan standar mata uang dunia. Jaman dulu, uang nenek moyang kita bahannya dari emas dan perak. Sehingga nilai uangnya ya setara dengan kandungan emas dan perak yang ada pada uang tersebut. Sekarang uang yang kita pegang, boro-boro ada kandungan emasnya. Kertas bo! Nilai riil uangnya tidak sama dengan kandungan bahannya. Coba deh keluarin uang Rp100.000 atau Rp500 koin. Paling untuk mencetak uang tersebut ongkos produksinya gak sampe segitu :-)Itu sih kau juga pasti tau, hehehe.
Maksudnya begini.
Pemerintah sah-sah saja mencetak uang kertas. Tapi apa tidak lebih baik uang kertas uang beredar di masyarakat di-back-up dengan cadangan emas yang setara di bank sentral. Itu yang terjadi kalau emas dijadikan standar uang sebuah negara. Sehingga, negara akan berpikir berjali-kali kalau mau mencetak uang. Bila itu terjadi, maka bilai tukar uang akan relatif stabil. Karena semua negara standar nilai tukarnya ya emas tadi. Bukan nilai mata uang tertentu.
Apa hubungannnya dengan harga emas yang naik? Kau pasti udah gak sabar :-)
Karena dunia tidak lagi menjadikan emas sebagai standar mata uangnya, maka setiap bank sentral hampir di semua negara gak terlalu mikirin apakah cadangan emasnya cukup atau tidak untuk mem-back-up uang yang beredar tersebut. Walhasil supply emas tetap sedangkan supply uang kertas terus bertambah. Ya naik dong harga emasnya kalau kita mau beli emas.
Kedua, perdagangan emas dunia sekarang hanya dikuasai oleh dua perusahaan swasta, salah satunya JP Morgan. Apa kau tau kalau negara sekaya Amerika pun tidak sebagian besar cadangan emas di bank sentral-nya sudah dibeli oleh perusahaan swasta. Kalau begini terus, ya negara bisa bangkrut. Nah, kedua perusahaan swasta tersebut sekarang justru sedang menahan sebagian besar emasnya. Ya wajar trend-nya naik terus. Mereka sedang menanti saat dimana harga emas sudah mencapai puncaknya, baru mereka melepas emas-emas ke pasar. Wah, kebayang deh untungnya segimana, yummi...yummi.
Para pengamat memprediksikan beberapa negara akan mulai menaikkan cadangan emasnya. Nah kalau mereka gak bisa memproduksi, ya beli nyicil dari sekarang. Tambah seneng aja tuh para trader emas. Konon, itulah salah satu penyebab mengapa dollar Amerika sempat terdepresiasi. Karena investor sudah pada melirik emas, bukan dollar lagi.
Ketiga, masyarakat udah mulai cerdas dong tentunya. Mereka udah gak lagi menelan mentah-mentah setiap propaganda yang beredar. Apapun bentuknya. Mereka pasti cari info sana sini, mikir ini itu sebelum mengambil sikap.
Gitu deh. Kalau kau pun tertarik untuk investasi di saham, kau bisa uji coba belajar trading emas. Gratis loh, kau dikasih modal 1gr emas. Lumayan kan? Itung-itung belajar gratis. Silahkan klik http://www.bullionvault.com. Kau tinggal minta dibuatkan account-nya. Jadi deh investor emas, hehehe. Kalau aku sih numut suami aja. Yang penting halal.
